Fenomena kenakalan remaja menjadi perhatian serius di berbagai daerah, tak terkecuali di Purwakarta, Jawa Barat. Menanggapi permasalahan ini, Pemerintah Kabupaten Purwakarta bersama TNI meluncurkan program pembinaan disiplin bagi Siswa Nakal Purwakarta di barak militer. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mendidik dan membentuk karakter positif pada generasi muda yang bermasalah.
Program ini digagas sebagai solusi alternatif bagi orang tua yang merasa kewalahan dalam mendidik anaknya. Puluhan Siswa Nakal Purwakarta, yang terindikasi terlibat tawuran, bolos sekolah, merokok, atau bahkan penyalahgunaan narkoba, dikirim ke Resimen Artileri Medan (Armed) 1 Kostrad Purwakarta untuk menjalani pendidikan semi-militer selama dua pekan.
Selama berada di barak, para Siswa Nakal Purwakarta akan menjalani rutinitas yang terstruktur dan disiplin ala militer. Materi pembinaan tidak hanya seputar baris-berbaris atau fisik semata, tetapi juga mencakup pendidikan karakter, bela negara, psikologi, dan spiritualitas. Mereka akan dibiasakan dengan jadwal tidur yang teratur, salat berjemaah, dan kegiatan positif lainnya.
Pemerintah daerah meyakini bahwa pendekatan militer dapat efektif dalam menanamkan kembali nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan nasionalisme yang mungkin mulai luntur di kalangan remaja. Diharapkan, setelah menjalani program ini, para Siswa Nakal Purwakarta dapat kembali ke sekolah dan lingkungan masyarakat dengan perilaku yang lebih baik dan terarah.
Manfaat dan Tantangan Program
Beberapa orang tua menyambut positif program ini, merasa lega karena anak-anak mereka mendapatkan pembinaan yang ketat dan terstruktur. Mereka berharap program ini dapat menjadi titik balik bagi anak-anak mereka untuk berubah menjadi pribadi yang lebih disiplin, rajin beribadah, dan bertanggung jawab.
Namun, program pembinaan di barak militer ini juga tidak lepas dari pro dan kontra. Beberapa pihak, termasuk Komnas Perlindungan Anak, menyuarakan kekhawatiran terkait metode pembinaan yang dianggap terlalu militeristik dan potensi dampaknya terhadap psikologis anak. Mereka menekankan pentingnya pendekatan yang holistik dan mempertimbangkan hak-hak anak.
Terlepas dari perdebatan, tujuan utama program ini adalah memberikan kesempatan kedua bagi para Siswa Nakal Purwakarta untuk memperbaiki diri. Kolaborasi antara pemerintah, TNI, orang tua, dan psikolog diharapkan dapat memastikan program ini berjalan efektif dan sesuai dengan prinsip tumbuh kembang anak yang sehat.