Siaga Penuh: Taktik Kopasgat dalam Pertahanan Udara Statis Instalasi Militer

Dalam menjaga keamanan instalasi militer strategis, Pertahanan Udara statis memegang peranan vital. Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara, sebagai pasukan elite yang memiliki kemampuan multi-matra, adalah tulang punggung dari doktrin ini. Mereka tidak hanya melindungi pangkalan udara dari ancaman darat, tetapi juga memiliki taktik khusus untuk mengamankan aset-aset vital dari ancaman udara, terutama pada ketinggian rendah dan jarak dekat.

Sistem Pertahanan Udara Jarak Dekat

Kopasgat dilengkapi dan dilatih untuk mengoperasikan berbagai sistem Pertahanan Udara jarak dekat (SHORAD) portabel atau bergerak cepat. Ini termasuk senjata anti-pesawat ringan, rudal Man-Portable Air-Defense Systems (MANPADS), atau sistem rudal darat ke udara jarak pendek lainnya. Penempatan sistem ini dilakukan secara strategis di sekitar instalasi militer penting, seperti radar, gudang amunisi, dan landasan pacu, untuk menciptakan zona larangan terbang bagi ancaman rendah. Efektivitas penempatan ini sangat bergantung pada analisis medan dan intelijen ancaman.

Bagian integral dari taktik Pertahanan Udara Kopasgat adalah kemampuan pengawasan dan identifikasi ancaman udara. Prajurit Kopasgat dilatih untuk menggunakan radar portabel, perangkat pengintai optik, dan teknologi pengawasan lainnya untuk mendeteksi pesawat musuh, helikopter, atau drone yang mendekat. Identifikasi yang cepat dan akurat sangat penting untuk menentukan jenis ancaman dan melancarkan respons yang sesuai. Pelatihan rutin dilakukan untuk mengasah kemampuan ini, termasuk skenario di mana ancaman datang dari berbagai arah dan ketinggian. Sebagai contoh, pada latihan gabungan TNI AU di Pangkalan Udara pada tanggal 10 April 2025, tim Kopasgat berhasil mengidentifikasi dan mensimulasikan penargetan beberapa drone asing yang mencoba masuk zona terlarang.

Setelah ancaman teridentifikasi, Kopasgat akan melancarkan respons cepat. Ini bisa berupa tembakan peringatan atau, jika perlu, penghancuran target. Koordinasi dengan unit pertahanan udara lainnya, seperti Korps Pasukan Khas (Kopasgat) yang memiliki baterai rudal yang lebih besar, juga menjadi bagian dari strategi ini. Tujuan utamanya adalah mencegah aset udara musuh mencapai target dan melumpuhkan ancaman secepat mungkin.

Kopasgat, dengan perpaduan kemampuan tempur darat dan keahlian Pertahanan Udara statis, memastikan bahwa instalasi militer penting di Indonesia tetap aman dari ancaman udara, terutama di ketinggian rendah. Mereka adalah “penjaga langit” di garis depan, yang kesiagaannya mutlak untuk menjaga kedaulatan dan kekuatan pertahanan negara. Dedikasi mereka adalah jaminan keamanan bagi setiap aset strategis TNI Angkatan Udara.