Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dikenal luas dengan sebutan Pasukan Baret Ungu. Julukan ini bukan hanya sekadar identitas, melainkan juga simbol dari ketangguhan luar biasa yang dimiliki oleh setiap prajuritnya. Marinir adalah pasukan amfibi yang dilatih untuk beroperasi di tiga matra: laut, darat, dan udara. Kemampuan adaptasi mereka yang tinggi memungkinkan mereka untuk melaksanakan misi di berbagai medan, mulai dari pantai, hutan, pegunungan, hingga perkotaan, menjadikannya salah satu unit paling serbaguna di jajaran TNI.
Pembentukan Korps Marinir berawal dari kebutuhan akan pasukan pendarat yang kuat dan mampu beroperasi secara mandiri. Sejak kelahirannya, Marinir telah terlibat dalam berbagai operasi penting, baik militer maupun kemanusiaan, yang menguji dan menempa kemampuan mereka. Latihan yang dijalani prajurit Marinir sangat intensif dan komprehensif, mencakup keterampilan tempur infanteri, navigasi laut, selam tempur, terjun payung, serta teknik bertahan hidup di lingkungan ekstrem. Latihan-latihan ini membentuk mental baja dan fisik prima, membuat Pasukan Baret Ungu selalu siap menghadapi tantangan terberat sekalipun.
Salah satu keunggulan utama Pasukan Baret Ungu adalah kemampuan operasi amfibinya. Mereka terlatih untuk melaksanakan pendaratan pantai secara masif, menguasai wilayah musuh dari arah laut dengan dukungan kendaraan amfibi dan kapal perang. Latihan pendaratan amfibi skala besar seringkali dilakukan di daerah pesisir, melibatkan ratusan prajurit dan puluhan kendaraan tempur. Contohnya, pada latihan pendaratan amfibi di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, pada hari Rabu, 15 November 2023, pukul 10.00 WIB, puluhan Tank Amfibi PT-76 dan Kendaraan Amfibi Pengangkut Personel BTR-50PM melaju dari laut menuju daratan, menunjukkan koordinasi sempurna yang telah dilatih secara matang.
Tidak hanya di medan tempur, Pasukan Baret Ungu juga berperan aktif dalam operasi kemanusiaan, seperti penanggulangan bencana alam dan bantuan sosial. Dengan kemampuan mobilitas yang tinggi dan keahlian di berbagai medan, mereka sering menjadi yang terdepan dalam proses evakuasi, distribusi logistik, dan pembangunan kembali fasilitas pasca-bencana. Komitmen dan dedikasi Marinir mencerminkan semangat Jalesveva Jayamahe, “Di Laut Kita Jaya,” yang tidak hanya terbatas pada dominasi maritim tetapi juga pada pengabdian kepada bangsa dan negara di segala situasi.