Sebagai negara kepulauan dengan sumber daya maritim melimpah, Indonesia memiliki banyak objek vital nasional (OVN) yang tersebar di lautan. Keamanan objek-objek ini, mulai dari anjungan migas, pelabuhan, hingga jalur kabel bawah laut, adalah krusial bagi stabilitas ekonomi dan pertahanan negara. Dalam konteks ini, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) memainkan peran strategis yang tak tergantikan dalam melindungi objek vital nasional di laut dari berbagai ancaman, khususnya sabotase dan terorisme maritim.
Denjaka adalah unit pasukan khusus elite TNI Angkatan Laut, dibentuk dari gabungan personel pilihan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalyon Intai Amfibi (YonTaifib) Korps Marinir. Mereka menjalani pelatihan yang sangat keras dan spesifik, mencakup kemampuan tempur di tiga matra (laut, darat, dan udara), intelijen, serta teknik anti-teror dan anti-sabotase. Kemampuan ini menjadikan mereka sebagai unit multifungsi yang siap menghadapi situasi paling ekstrem sekalipun demi melindungi objek vital negara.
Tugas utama Denjaka dalam konteks ini adalah anti-sabotase maritim. Mereka bertanggung jawab untuk mencegah dan menggagalkan segala upaya perusakan terhadap aset-aset strategis di laut. Misalnya, jika ada indikasi ancaman terhadap anjungan lepas pantai yang memproduksi minyak dan gas, Denjaka akan diterjunkan untuk melakukan pengintaian, deteksi, dan netralisasi ancaman tersebut. Latihan mereka mencakup skenario penjinakan bahan peledak di bawah air dan penanganan infiltrasi musuh ke area sensitif. Pada sebuah simulasi latihan di Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) pada awal tahun 2025, Denjaka berhasil mensimulasikan pengamanan fasilitas vital dengan presisi tinggi.
Selain anti-sabotase, Denjaka juga aktif dalam penanggulangan terorisme yang menargetkan objek vital di laut. Ini termasuk operasi pembebasan sandera di kapal atau fasilitas lepas pantai yang dibajak. Dengan kemampuan infiltrasi senyap melalui laut atau udara, mereka dapat mendekati target tanpa terdeteksi, kemudian melakukan serbuan yang cepat dan mematikan. Hal ini menjadi jaminan bahwa aset-aset penting negara tidak akan jatuh ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Secara keseluruhan, peran Denjaka dalam melindungi objek vital nasional di laut adalah pilar penting bagi keamanan negara. Dengan pelatihan yang sangat canggih dan spesialisasi dalam misi berisiko tinggi, mereka menjadi garda terdepan yang tak terlihat, memastikan kelangsungan operasional aset-aset strategis dan menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah perairan yang luas.