Komando Pasukan Katak (Kopaska) adalah unit Pasukan Khusus Laut Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) yang dikenal sebagai “Hantu Laut Indonesia” berkat kemampuan luar biasa mereka dalam operasi di bawah air dan maritim. Dilatih untuk beroperasi di lingkungan paling ekstrem, mulai dari dasar laut yang gelap hingga gelombang ganas, Kopaska menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan perairan Nusantara. Memahami seluk beluk Pasukan Khusus Laut ini adalah kunci untuk mengapresiasi peran krusial mereka.
Kopaska didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno, dengan tugas utama mendukung operasi militer Trikora dalam merebut Irian Barat. Sejak awal, Kopaska dirancang sebagai unit elite yang mampu melakukan sabotase, pengintaian, dan operasi khusus di wilayah perairan musuh. Latihan yang sangat keras dan seleksi yang ketat memastikan bahwa setiap anggota Kopaska memiliki ketahanan fisik dan mental yang luar biasa, mampu bertahan dalam kondisi bawah air yang menantang dan tekanan psikologis yang tinggi. Pendidikan Kopaska mencakup pelatihan selam tempur, penjinakan ranjau laut, demolisi bawah air, serta navigasi di bawah laut. Pada 10 April 2025, Komandan Pusat Kopaska menyatakan bahwa setiap prajurit harus mampu menahan napas setidaknya selama 3 menit di bawah air sebagai salah satu standar minimal.
Tugas-tugas Pasukan Khusus Laut ini sangat beragam dan kompleks. Dalam operasi militer perang, mereka melakukan pengintaian pantai sebelum pendaratan amfibi, membersihkan rintangan atau ranjau laut, dan melaksanakan serangan rahasia terhadap instalasi musuh di pesisir atau di laut. Mereka juga ahli dalam operasi sabotase bawah air, mampu menonaktifkan kapal atau fasilitas musuh tanpa terdeteksi. Untuk operasi militer selain perang, Kopaska berperan aktif dalam penanggulangan terorisme maritim, seperti pembebasan sandera di kapal atau anjungan lepas pantai. Mereka juga terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di laut, membantu dalam musibah kapal tenggelam atau kecelakaan di perairan yang luas.
Peralatan yang digunakan Kopaska juga sangat canggih, termasuk rebreather (alat selam sirkuit tertutup) yang tidak menghasilkan gelembung udara, sehingga pergerakan mereka tidak terdeteksi di bawah air. Mereka juga menggunakan underwater propulsion vehicles (UVP) untuk pergerakan cepat di bawah laut, serta berbagai jenis sonar dan alat pendeteksi bawah air. Pada latihan gabungan multinasional “Rim of the Pacific” (RIMPAC) yang diadakan pada Juni 2024, tim Pasukan Khusus Laut dari Indonesia dipuji atas kecepatan dan efektivitas mereka dalam simulasi operasi kontra-pembajakan di perairan terbuka. Dengan kombinasi pelatihan ekstrem dan dukungan teknologi mutakhir, Kopaska terus menjadi salah satu pilar utama kekuatan maritim Indonesia.