Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan lanskapnya yang menantang dan budaya yang kaya, menjadi salah satu lokasi penting dalam menempa calon-calon pemimpin bangsa melalui pelatihan militer Akademi Militer (Akmil). Di tengah terik matahari dan kerasnya medan, para taruna Akmil menjalani pelatihan militer yang tegas dan disiplin, membentuk karakter, fisik, serta mental yang kuat sebagai bekal pengabdian kepada negara. Ketegasan dalam setiap tahapan pelatihan militer di NTT bukan tanpa alasan, melainkan bertujuan untuk menghasilkan perwira TNI yang tangguh dan siap menghadapi segala tantangan.
Pelatihan militer taruna Akmil di NTT memiliki karakteristik tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi geografis wilayah tersebut. Para taruna dihadapkan pada latihan navigasi di perbukitan dan padang savana yang luas, survival di lingkungan yang minim sumber daya, serta latihan taktik pertempuran yang menguji kemampuan adaptasi dan kerja sama tim. Ketegasan instruktur dalam memberikan arahan dan koreksi menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, memastikan setiap taruna memahami dan menginternalisasi setiap materi pelatihan dengan baik.
Menurut pengamatan seorang perwira Akmil yang bertugas sebagai instruktur di Dodiklatpur Rindam IX/Udayana yang berlokasi di NTT, Mayor Infanteri Agus Setiawan, S.Sos., pada hari Sabtu, 3 Mei 2025, ketegasan dalam pelatihan militer bukanlah bentuk kekerasan, melainkan metode efektif untuk menanamkan kedisiplinan, kepatuhan, dan tanggung jawab. Beliau menambahkan bahwa kondisi lapangan yang keras di NTT justru menjadi sarana yang baik untuk menguji mental dan daya tahan para taruna.
Salah satu fase pelatihan militer yang menonjolkan ketegasan di NTT adalah latihan lintas medan (long march). Para taruna harus menempuh puluhan kilometer dengan beban perlengkapan yang berat, melewati berbagai rintangan alam. Selama latihan ini, ketahanan fisik dan mental benar-benar diuji. Instruktur secara tegas memberikan komando dan memotivasi para taruna untuk terus bergerak maju, menanamkan semangat pantang menyerah dan kebersamaan.
Selain itu, pelatihan militer di NTT juga menekankan pada pembentukan karakter kepemimpinan yang kuat. Para taruna secara bergilir ditunjuk sebagai komandan dalam berbagai simulasi latihan, di mana mereka dituntut untuk mengambil keputusan cepat dan tepat di bawah tekanan. Ketegasan dalam memberikan perintah dan mengambil tanggung jawab menjadi fokus utama dalam fase ini.
Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) IX/Udayana, Brigadir Jenderal TNI Rahman Hadi, S.I.P., M.M., dalam kunjungan kerjanya ke salah satu lokasi latihan taruna Akmil di NTT pada hari Minggu, 4 Mei 2025, menyampaikan apresiasinya terhadap semangat dan dedikasi para taruna serta ketegasan para instruktur. Beliau menekankan bahwa pelatihan militer yang keras dan disiplin adalah investasi penting untuk menghasilkan perwira TNI yang profesional, berintegritas, dan siap mengemban amanah bangsa.
Sebagai kesimpulan, ketegasan dalam pelatihan militer taruna Akmil di NTT adalah elemen krusial dalam membentuk calon-calon pemimpin TNI masa depan yang tangguh, berdisiplin, dan memiliki mental baja. Kerasnya medan dan tuntutan latihan yang tinggi di NTT justru menjadi kawah candradimuka yang efektif dalam menempa para taruna menjadi perwira yang siap mengabdi kepada nusa dan bangsa.